Rabu, 03 Februari 2010

KONSEP DASAR KOMUNIKASI PADA PASIEN GANGGUAN JIWA
Kesehatan merupakan hal yang paling mendasar untuk menjalankan aktifitas kita sehari hari. Selain dari kesehatan fisik yang dapat mendukung hampir di setiap aktifatas sehari hari, ada kesehatan yang sangat pentiung yang harus di jaga yaitu kesehatan jiwa atau yang lebih di kenal kesehatan psikologi

Kesehatan jiwa harus sangat di perhatikan karena ini sangat bersifat fatal. Kesehatan jiwa bisa saja terganggu yang sering di hadapi sehari hari seperti halnya stres yang mendalam, tanpa di sadari gejala seringan ini dapat nenjadi pemicunya. Peran pemerintah dalam menangani dan mengatasi gangguan jiwa dapat di lihat dari berdirinya pusat pusat rehabilitasi bagi para pasien gannguan jiwa.

Penyembuhan pasien ini terdapat dua macam pengobatan yaitu pengobatan medis dan pengobatan non medis. Pengobatan secara medis di lakukan guna menjaga kesehatan pasien secara fisik . sedangkan pengobatan non medis di lakukan dengan cara terapi . Didalam terapi perawat merupakan salah satu faktor penting di dalam proses penyembuhan pasien hal ini di sebabkan oleh faktor komunikasi yang lebih dominan dilakukan oleh perawat

Kegiatan pengobatan ini dimulai dengan interaksi kepada pasien untuk mencari bantuan psikologi dan perawat menyusun interaksi dengan dasar psikologi itu untuk membantu pasien dalam meningkatkan pasien dalam kehidupanya denagan mengubah pikiran,perasaan, dan tindakanya. Pesan psikoteraspi dari perawatlah yang membawa pengaruh positif berupa ketenagan untuk gangguan pada pasien jiwa. Hasil yang di timbulakan akibat suatu proses yang di lakukan oleh perawat di harapkan menimbulkan suatu akibat,efek, atau hasil yang terjadi pada penerima sesuai dengan keinginan sumber atau tujuan komunikasi psikoteraoi itu sendiri.
Komunikasi psikoterapi merupakan metode yang paling efektif dalam melaksanakan pengobatan bagi pasien gangguan jiwa.Serta untuk mendukung proses penyembuhan pasien gangguan jiwa di butuhkan kerja sama, pengaertian dan saling membutuhkan antara perawat dan pasien gangguan jiwa selama melakukan pengobatan dan rehabilitasi untuk mendukung proses penyembuhan pasien gangguan jiwa yang meliputi, perlakuan perawat terhadap pasien gangguan jiwa,bimbingan dan pendekatan pada pasien, dan evaluasi dari hasil pelaksanaan komunikasi psikoterapi pada pasien gangguan jiwa.

Selanjutnya komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh perawat ganguan jiwa juga menggambarkan adanya sikap keterbukaan atau membuka diri . Selain itu kemampuan keterampilan kognitif dan keterampilan tindakan sangat di perlukan perawat dalam menyampaikan pesan kesehatan pada saat melaksanakan tugas.

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA GANGGUAN JIWA
Berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa membutuhkan sebuah teknik khusus, ada beberapa hal yang membedakan berkomunikasi antara orang gangguan jiwa dengan gangguan akibat penyakit fisik. Perbedaannya adalah :
1.Penderita gangguan jiwa cenderung mengalami gangguan konsep diri, penderita gangguan penyakit fisik masih memiliki konsep diri yang wajar (kecuali pasien dengan perubahan fisik, ex : pasien dengan penyakit kulit, pasien amputasi, pasien pentakit terminal dll).
2. Gangguan jiwa cenderung asyik dengan dirinya sendiri sedangkan penderita penyakit fisik membutuhkan Penderita support dari orang lain.
3. Penderita gangguan jiwa cenderung sehat secara fisik, penderita penyakit fisik bisa saja jiwanya sehat tetapi bisa juga ikut terganggu.
Sebenarnya ada banyak perbedaan, tetapi intinya bukan pada mengungkap perbedaan antara penyakit jiwa dan penyakit fisik tetapi pada metode komunikasinya.
Komunikasi dengan penderita gangguan jiwa membutuhkan sebuah dasar pengetahuan tentang ilmu komunikasi yang benar, ide yang mereka lontarkan terkadang melompat, fokus terhadap topik bisa saja rendah, kemampuan menciptakan dan mengolah kata – kata bisa saja kacau balau.

Ada beberapa trik ketika harus berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa :
1. pada pasien halusinasi maka perbanyak aktivitas komunikasi
Baik meminta klien berkomunikasi dengan klien lain maupun dengan perawat, pasien halusinasi terkadang menikmati dunianya dan harus sering harus dialihkan dengan aktivitas fisik.

2. Pada pasien harga diri rendah harus banyak diberikan reinforcement

3. Pada pasien menarik diri sering libatkan dalam aktivitas atau kegiatan
Ajari dan contohkan cara berkenalan dan berbincang dengan klien lain, beri penjelasan manfaat berhubungan dengan orang lain dan akibatnya jika dia tidak mau berhubungan dll.
4. Pasien perilaku kekerasan
Khusus pada pasien perilaku kekerasan maka harus direduksi atau ditenangkan dengan obat – obatan sebelum kita support dengan terapi – terapi lain, jika pasien masih mudah mengamuk maka perawat dan pasien lain bisa menjadi korban.
MANAGEMEN KRISIS

Managemen krisis
Adalah sebuah situasi kegawat daruratan pada klien penderita gangguan jiwa
rata - rata pasien yang masuk dalam kategori

Managemen krisis
Adalah pasien yang mengalami kondisi labil, terjadi pada pasien baru, pasien yang mengalami kekambuhan, pasien dengan regimen terapeutik tidak efektif, pasien amuk, pasien gaduh gelisah, pasien putus obat dan beberapa penyebab lain.

Tanda dan Gejala
1. Pasien Mondar - mandir
2. Tatapan mata tajam
3. Pasien susah tidur
4. Pasien menggangu pasien lain
5. Pasien berteriak - teriak
6. Pasien memukul benda atau tempat tidur
7. Pasien menimbulkan suasana gaduh
8. Pasien menolak instruksi
9. Pasien menyerang pasien lain, menyerang perawat atau tenaga kesehatan yang lain
Sebenarnya ada begitu banyak gejala dari pasien krisis ini tetapi, beberapa hal diatas hanya sebagai representasi dari sebuah situasi krisis pada klien gangguan jiwa.

Peran Perawat dalam situasi krisis
1. Kolaborasi medis pemberian psikofarmaka
2. Melakukan pemberian psikofarmaka sesuai order
3. Melakukan restrain
4. Managemen krisis
5. Pertimbangan melakukan ECT
6. Managemen lingkungan
7. Beri instruksi pada pasien lain terkait kondisi pasien kritis
8. Monitoring kondisi klien
Beberapa pertimbangan dalam melakukan Managemen krisis
1. Keselamatan pasien lain
2. Keselamatan pasien sendiri
3. Keselamatan pasien yang bersangkutan
4. Keselamatan Lingkungan

Managemen krisis
Dapat terjadi setiap saat dan setiap waktu, sehingga monitoring pada beberapa pasien - pasien tertentu layak menjadi sebuah pertimbangan, sebelum akhirnya timbul korban dari situasi labil pada klien tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar